Masyarakat Geram Terhadap Ketua SAPA yang Dianggap Provokatif dan Mengganggu Perdamaian Aceh

RENCONG ACEH I Suasana politik dan sosial di Aceh kembali memanas menyusul beredarnya spanduk di sejumlah titik di Banda Aceh dan Aceh Besar yang menyoroti sikap dan pernyataan Ketua SAPA (Serikat Aksi Peduli Aceh), Fauzan Adami. Spanduk tersebut memuat kritik keras, menyinggung latar belakang pendidikannya, serta mempertanyakan kredibilitasnya dalam mengelola isu sensitif seperti anggaran.

Salah satu spanduk yang terlihat di kawasan jalan protokol menyuarakan sindiran dengan kalimat berbahasa Aceh yang jika diterjemahkan berbunyi: “Kuliah saja tidak selesai, bagaimana bisa paling paham soal anggaran?” Kalimat ini disertai foto Fauzan Adami, menandakan bahwa kritik ditujukan langsung kepadanya.

Kritik dari masyarakat tak berhenti di situ. Beberapa warga yang dimintai tanggapannya menyatakan kekecewaan terhadap pernyataan dan sikap Ketua SAPA yang dianggap justru memperkeruh suasana pasca-perdamaian Aceh. Mereka menilai narasi-narasi yang dibawa Fauzan dalam beberapa kesempatan lebih bersifat Provokatif terkait menyinggung soal kinerja Pemerintah Daerah dan Alokasi Anggaran yang dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat yang selama ini berupaya menjaga stabilitas.

“Kalau mengaku sebagai penerus perjuangan, seharusnya dia menjaga perdamaian, bukan memperkeruh situasi dengan retorika dan ambisi pribadi,” ujar salah seorang tokoh pemuda Gampong yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa kelompok masyarakat sipil juga mulai mempertanyakan peran dan legalitas organisasi SAPA, serta meminta klarifikasi dari pihak-pihak yang selama ini memberi ruang pada kelompok tersebut dalam berbagai kegiatan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Fauzan Adami. Sementara itu, sejumlah pihak meminta aparat keamanan dan pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk menenangkan situasi dan menelusuri lebih jauh dugaan provokasi yang dapat mengganggu semangat perdamaian dan rekonsiliasi yang telah dibangun sejak MoU Helsinki tahun 2005. *Red*

Posting Komentar

0 Komentar